Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Tangerang mengimbau masyarakat untuk tetap waspada terhadap potensi penyebaran penyakit chikungunya, meskipun hingga saat ini belum terjadi peningkatan kasus yang signifikan di wilayah Kota Tangerang.
Imbauan ini disampaikan sebagai bentuk kewaspadaan dini, mengingat cuaca yang cenderung tidak menentu serta meningkatnya populasi nyamuk Aedes aegypti, yang merupakan vektor pembawa virus chikungunya.
“Tak ada peningkatan kasus signifikan. Namun, antisipasi dan kewaspadaan tetap harus ditingkatkan, terutama memasuki masa peralihan ke musim kemarau,” ujar Kepala Dinas Kesehatan Kota Tangerang, dr. Dini Anggraeni.
Chikungunya merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus dan ditularkan melalui gigitan nyamuk yang juga menyebarkan demam berdarah. "Gejalanya antara lain demam tinggi mendadak, nyeri sendi hebat, ruam kulit dan kelelahan," katanya.
Sebagai langkah pencegahan, Dinkes Kota Tangerang mengingatkan masyarakat untuk menjalankan program 3M Plus secara rutin, yaitu:
1. Menguras tempat penampungan air
2. Menutup rapat tempat-tempat penyimpanan air
3. Memanfaatkan atau mendaur ulang barang-barang bekas yang bisa menampung air
Plus: tindakan pencegahan tambahan seperti menabur larvasida dan menggunakan kelambu atau obat anti-nyamuk.
Kata dr. Dini, petugas puskesmas di seluruh kecamatan juga telah diarahkan untuk aktif memantau kondisi lingkungan dan melakukan edukasi kepada masyarakat terkait pencegahan penyakit berbasis lingkungan ini.
“Kami mengajak masyarakat Kota Tangerang untuk bersama-sama menjaga kebersihan lingkungan dan segera melapor ke fasilitas kesehatan terdekat apabila mengalami gejala mencurigakan,” imbau dr. Dini.
Dengan meningkatnya kesadaran dan partisipasi aktif masyarakat, diharapkan Kota Tangerang tetap bebas dari wabah chikungunya dan penyakit menular lainnya.